Senin, 26 Mei 2014

Jokowi effect: indonesia "Digempur" Dana Asing



Jokowi Maju Nyapres, Indonesia "Digempur" Dana Asing


Rabu, 19 Maret 2014 | 12:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.comBerdasarkan pengalaman dua pemilu terakhir, terjadi rally atau kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara terus-menerus lantaran terdapat alirandana investor asing dengan jumlah signifikan.

Lantas, akankah hal itu terulang pada Pemilu 2014? Jos Parengkuan, Presiden Direktur PT Syailendra Capital, mengatakan bahwa Jokowi merupakan sosok yang tengah populer saat ini. Hasil jajak pendapat sebelumnya menunjukkan hampir 30 persen suara memilih Jokowi sebagai kandidat presiden 2014.

"Dari awal tahun hingga 18 Maret 2014, telah terjadi inflow (aliran) dana investor asing sebesar Rp 16 triliun. Jika dihitung sejak Jokowi diumumkan menjadi capres, telah terjadi inflow sebesar Rp 4,3 triliun dalam tiga hari terakhir perdagangan bursa," kata Jos, di Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Selama tujuh bulan terakhir pada 2013, telah terjadi outflow data investor asing sebesar Rp 48 triliun sejak The Fed mengurangi dana stimulusdan memburuknya data makroekonomi dalam negeri.

Namun, majunya Jokowi sebagai capres telah membuat pasar saham kembali bergairah, setidaknya hingga tiga hari terakhir. Total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia menjadi Rp 4.875 triliun per 18 Maret 2014, dari awal tahun ini Rp 4.215 triliun. 

"Jika kita menggunakan asumsiinflow dana asing yang konservatif sebesar 2 persen saja untuk tahun 2014, artinya akan terjadi inflowterhadap IHSG sekitar Rp 84 triliun, atau tambahan inflowsebesar Rp 68 triliun sampai akhir tahun," ujarnya.

Catatan sejarah pemilu menunjukkan, IHSG melesat sesaat setelah pengumuman pencapresan tokoh yang menjadi harapan perubahan. Di pasar saham, dari pencalonan SBY sampai akhir tahun 2004, terdapat alirandana asing sebesar Rp 14 triliun. Level tertingginya terjadi pada 11 Mei 2006, yang terus mengalir hingga Rp 46 triliun.

Pada awal tahun 2004, nilai kapitalisasi pasar yang baru sebesar sekitar Rp 500 triliun. Artinya, total aliran dana asing hingga 11 Mei 2006 mencapai 9 persen dari market cap. Sementara itu, tahun 2009, aliran dana asing di pasar saham mencapai Rp 14 triliun. Hal ini terjadi setelah pasangan SBY dan Boediono mendapat perolehan suara 60,8 persen pada pemilu yang berlangsung satu putaran.

Sejak saat itu, dana asing terus membanjiri IHSG hingga level tertinggi sebelum krisis Eropa, yakni September 2011. Dana asing saat itu mencapai Rp 51 triliun. 

Pada awal tahun 2009, nilaimarket cap baru sekitar Rp 1.086 triliun. Artinya, total aliran dana hingga September 2011 mencapai 4,7 persen dari market cap.



Penulis: Estu Suryowati
Editor: Bambang Priyo Jatmiko
Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar